Kucingku mati (lagi)

Selasa 5 februari kemarin rumahku lagi ada acara kirim doa 100 hari meninggalnya bapak. untuk persiapan acara tersebut, sengaja membuat kandang untuk 2 anak kucingku karena mereka masih belum bisa diatur. takutnya mengganggu. kucingku dikandang mulai hari sabtu, tidak full time di kandang sih, kalau aku pas ada di rumah dan bisa mengawai mereka ya aku lepaskan. kalau ga salah hari senin mulai ada masalah, nuno kepalanya terluka dan ci’i terlihat malas dan tidak mau makan, tapi masih mau minum susu dari emaknya.

hari selasa ci’i tidak mau makan dan tidak nyusu. selasa malam setelah selesai kirim doa aku lepaskan mereka dari kandang, tapi hanya nuno yang keluar aku pikir ci’i mungkin masih tidur, aku biarkan dia di dalam dengan kandang terbuka. paginya ibuku marah-marah karena baru tau kalau nuno terluka dan ci’i lemas sekali dan kondisinya basah. aku segera memindahkan ci’i ke tempat hangat. dia masih tidak mau makan dan nyusu ke emaknya. akhirnya siang harinya aku pasa kasih dia susu, cuma masuk sedikit tapi lumayan lah setidaknya ada yang masuk ke perutnya.

sehari kemarin dia “menghilang” 3 kali, dan 3 kali juga aku temukan di tempat “aneh” di tempat yang dingin. dia suka di tempat yang berair sehingga sebagian tubuhnya basah, padahal normalnya kucing ga suka airkan.

rabu malamnya, saat aku sedang menyuapi susu, tetanggaku melihat. dia bilang dia punya obat saat kucingnya keracunan. aku bilang ga usah, kucingku ga keracunan. tapi dia memaksa menyuapi kucingku dengan norit 1 tablet. sedikit khawatir, takut overdosis. aku pindahkan dia. ci’i diam dan tertidur. sampai terakhir kali aku melihatnya dia masih bernafas. kata ibuku jam 11 malam dia masih berjalan keluar. jam 2 malam ibu sempat meminta kakakku untuk mengawasi supaya jangan keluar takut ilang lagi dan kakakku menjawab ci’i masih tidur.

sampai akhirnya pagi tadi, waktu aku bangun, ibuku bilang ci’i mati. dan diketahui sudah dalam kondisi kaku. mungkin sudah cukup lama mati sebelum akhirnya diketaui, karena dulu empus 1 jam setelah mati saja masih lemas tubuhnya.

mungkin ini efek kurang tauanku tentang kucing karena sebelumnya aku takut kucing. semoga setelah ini bisa lebih baik, dan tidak akan membiarkan tetanggaku mengobati kucingku lagi

2 thoughts on “Kucingku mati (lagi)

  1. anak kucing emang fragile, perawatan terbaik wajib dari emaknya, kalo masih sekecil itu jangan dikasih obat apapun, bahkan untuk faksin aja dokter nunggu mereka berumur setahun, jangn juga dikasih susu formula karna mereka bisa mati, tapi kalo udh gede sih gak apa-apa, lebih setahun umurnya maksdnya

Tinggalkan Balasan ke selfbeside Batalkan balasan